Di antara dua titik yang berbeda tegangan (diusahakan beda
tegangan konstan) dihubungkan dengan kawat penghantar maka arus akan mengalir
dari arah positif kea rah negative. Apabila beda tegangan dinaikkan dua kali
lipat, ternyata arus yang mengalir juga dua kali lipat.
Jadi, arus yang
mengalir melalui kawat akan sebanding dengan tegangan yang terdapat antara
kedua ujung penghantar.
Percobaan ini dilakukan oleh ohm yang selanjutnya disebut
Hukum Ohm oleh karena itu.
Jadi, E = Tegangan dalam volt (V)
I = Arus dalam ampere (A)
R = Resistansi dalam ohm (Ω )
Jadi, rumus ohm dapat ditulis :
Contoh:
Sebuah lampu pijar dihubungkan pada tegangan 127 volt dan
dialiri arus 1,5 ampere. Berapa besar resistansi lampu?
Jawab :
Bentuk Hukum Ohm dapat ditulis :
E = I . R volt
Membuktikan Hukum Ohm melalui pengukuran
Persiapan alat-alat yang diperlukan, sepert :
- Volt meter 250 volt
- Ampere meter 500mA -/100mA
- Regulator (pengatur tegangan) 0 s.d 240 V
- Peralatan listrik sebagai beban (lampu,kompor,dan sebagainya)
- Kabel secukupnya.
Selanjutnya, alat-alat tersebut dirangkai seperti gambar 30. Periksakan rangkaian pada pembimbing.
Hubungan
terminal regulator dengan sumber tegangan 220V.
Atur regulator
hingga volt meter menunjuk 80 volt, kemudian baca ampere meter dan catat!
Atur regulator
hingga volt meter menunjuk 40 volt, kemudian baca ampere meter dan catat!
Kemudian,
bandingkan hasil pengukuran di atas! Apakah arus yang mengalir melalui kawat
penghantar sebanding dengan tegangan yang terdapat di kedua ujung penghantar?
Jika sebanding, berarti Hukum Ohm dapat kita buktikan.
No comments:
Post a Comment