Resistansi (hambatan) dapat
diartikan sebagai kemampuan menghambat arus listrik. Sedangkan resistivitas
ialah nilai hambatan jenis yang merupakan besarnya resistansi yang ada pada
suatu penghantar yang panjangnya 1 meter dalam penampang 1mm2 .
Pada umumnya,
logam merupakan penghantar listrik. Hal ini disebabkan oleh electron-elektron
bebas pada logam. Logam yang elektronnya sulit bergerak akan sulit mengalirkan
arus listrik. Logam demikian dikatakan mempunyai resistensi (hambatan) yang
besar. Sedangkan logam yang elektronnya mudah bergerak akan mudah pula
mengalirkan arus listrik. Logam ini disebut mempunyai resistansi yang kecil.
Disamping itu,
pada jenis logam yang sama, makin besar luas permukaannya, makin bebas electron
bergerak. Hal ini berarti makin kecil nilai resistansinya.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai resistansi dipengaruhi beberapa factor
yaitu:
- Jenis penghantarnya : Besi mempunyai resistansi lebih besar dari pada tembaga sehingga penghantar tembaga lebih baik dari pada besi.
- Panjang penghantar : Semakin panjang suatu penghantar semakin besar resistansinya. Oleh karena itu, dalam praktek, penggunaan penghantar yang terlalu panjang (melampaui perhitungan) selain akan memperbesar resistansi (akan terjadi rugi tegangan) juga tidak ekonomis.
- Luas penampang penghantarnya : Makin besar penampang penghantar, makin kecil resistansi penghantar tersebut. Berarti arus dapat dialirkan makin besar (kuat). Dalam praktek, harus digunakan penghantar yang irisan penampangnya memadai.
- Suhu/temperature : Setiap logam yang mendapat perubahan temperature maka volume/bentuk yang berubah. Berarti jika suatu penghantar temperature mendapat perubahan temperature (naik), maka harga resistansinya juga ikut berubah (besar), demikian sebaliknya. Kecuali, karbon (arang) adalah sebaliknya. Dalam hal ini, jika temperature naik maka resistansinya turun.
Besarnya
resistansi (R) dinyatakan dalam ohm (lazim ditulis dalam huruf Yunani Ω
(omega); Kilo ohm (KΩ); mega hm (MΩ).
1 KΩ = 1000
Ω
1 MΩ
= 106 Ω
Dalam praktek
sehari-hari, besarnya resistansi dapat diukur dengan alat ukur yang disebut ohm
meter.
Resistansi
dari berbagai penghantari dapat kita bandingkan dan kita namakan resistivitas
(hambatan jenis). Resistivitas adalah besarnya resistansi yang ada pada suatu
penghantar yang panjangnya 1 meter dan penampangnya 1 mm2 . Jadi,
besarnya resistansi (R) dari suatu penghantar dapat dirumuskan sebagai berikut:
R =
resistansi dalam ohm
L =
penjang penghantar dalam meter
Ρ (dibaca
rho) =
resitivitas dalam ohm meter
A = luas
penampang penghantar/irisan dalam m2
Jika irisan
penghantar berbentuk segi empar, maka luas irisannya :
A
= panjang x
lebar
Jika irisan
penghantar segi tiga maka luas irisannya :
A
= ½ x alas tinggi
Jika irisan
penghantarnya bulat dan diketahui ukuran garis tengahnya (D), maka luas
irisannya :
Daftar
resistivitas beberapa bahan dalam satuan Ω mm2/m
Bila
resistivitas bahan dinyatakan dalam satuan Ω – m, harga yang tercantum dalam
table di bawah ini dikalikan dengan faktor pengali 10-6.
Tembaga
lunak
|
0,0167
|
Baja
|
0,10 – 0,25
|
Tembaga
keras
|
0,0175
|
Brom
alumunium
|
0,13
|
Alumunium
|
0,03
|
Timah hitam
|
0,21
|
Seng
|
0,12
|
Nekelin
|
0,42
|
Timah
|
0,13
|
Konstantan
|
0,48
|
Besi
|
0,13
|
Karbon
|
100 – 1000
|
Perak
|
0,164
|
Contoh:
Berapa besar
resistansi (R) sepotong seng berpenampang bulat dengan garis tengah 2 mm dan
panjangnya 1,2 km.
Cara
menghitung:
Diketahui : d = 2mm; L = 1,2 km = 1200 m; p seng = 0,12
Ditanya : R
Jawab :
No comments:
Post a Comment